Kamis, 05 Mei 2011

My Inner Child : Enemy Inside (And God Help me Today)

"Gw ga bisa apa-apa, gw hanya beruntung bisa disini."
Itulah yang apa aku pikirkan ketika kecil, setelah melewati masa lalu yang kelam, dan semua orang pun memilikinya. Sebuah pikiran, sebuah cara pandang lain pun terbentuk karena frekuensi yang sering dalam membenci diri, rendah diri, dan merasa tidak memiliki harapan. Dan terbentuklah citra diri, pandangan diri sendiri terhadap diri serta apa yang, secara sadar maupun tak sadar, dilihat oleh orang lain. Citra diri tersebut terus ditumpuk dan ditumpuk oleh smakin banyaknya menyerang diri sendiri serta konfirmasi oleh orang lain, dan berakhir pada keyakinan, hingga menerima sepenuhnya akan citra diri (yang sebenarnya salah).

Dan waktu pun terus berjalan, secara jasmani pun bertumbuh hingga dewasa. Dari sekolah, hingga masuk ke instansi pendidikan tertinggi, dunia perkuliahan. Aku datang dengan tubuh yang besar, namun tetap memegang jiwa anak kecil dengan segala keburukannya. Kutahu seharusnya anak ini ditinggalkan, tetapi tak kulepas-lepaskan, anak ini menjadi comfort zone yang menjadi wilayah aman dimana orang lain tidak bisa masuki, disana gw sendirian bahagia... sendirian.

Tuhan mengingatkan ku sejak kemarin, ketika aku memulai lagi membaca Purpose Driven Life di Bab 9, tentunya sudah kubaca bab-bab sebelumnya. Sampai saat ini, inti yang kudapat dari buku itu adalah : "Diriku bukan kebetulan ada." Sebelumnya juga aku pernah diberitahukan hal yang sama oleh sahabatku, "Tuhan menciptakanku unik dan spesial." Namun aku tidak menggubrisnya terlalu dalam, aku sudah diberitahu sejak lama, dari khotbah-khotbah gereja, saat teduh, dan media lainnya, jadi? Memang kenapa dengan kenyataan itu?
Hari ini gw datang ke kampus dengan biasa saja, dengan teman-teman dan sahabat di kampus, beberapa dari mereka cukup pintar dalam pengetahuan, tadi mereka bertanya tentang hal-hal sejarah yang seharusnya sudah dipelajari ketika SMP dan SMA, dan aku lupa.
"Lu tau orang terkenal ini?Lu kenal orang hebat itu?"
"kaga.." sambil menggelengkan kepala
"Kalo orang ini?"
"Ahh... perna denger, tapi lupa."
"Itu kan diajarin waktu SMA. Masa gak tau?"
Dan anak kecil itu, yang selalu kubawa, berbisik,"Mereka sedang mengataimu, memang dirimu tak bisa apa-apa, hal-hal kecil sperti itu aja gak tau. BODOH!" Gw sedih akan itu. Gw berkata pada diri sendiri, "Mengapa gw seperti ini... kenapa gw begitu berbeda dengan mereka, mereka begitu hebat, begitu pintar, mengerti hampir semua hal, dibandingkan dengan diri gw...." Aku sangat sedih karena perkataan diriku sendiri, dijatuhkan oleh bisikan anak kecil itu..

Seorang teman mendatangiku mengapa gw begitu murung, dan aku menceritakan hal yang kupikirkan tersebut. Dan ia malah tertawa, lalu berkata, "Sama seperti seekor monyet yang terjebak. Tahu cara menangkap monyet? Ambil sebuah kelapa, kosongkan isinya lewat sebuah lubang, taruh kacang-kacang di dalamnya, lalu letakan kelapa tersebut di atas pohon. Lalu seekor monyet akan datang dan mengambil kacang tersebut, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan tangannya karena kepalan tangan yg berisi kacang. Dan orang akan menangkapnya." Lalu Aku menjawab, " Kenapa si monyet gak ngelepasin aja kacang-kacangnya dan kabur?" "ITU DIA! Lu udah menjawab permasalahan lu! Lepasin si anak kecil, kalo ga lu ga bakal bebas dari masalah ini." Aku berpikir sejenak, bener juga sih. "Dan lu berpikir kalo lu mempunyai masalah kan? Sebenarnya ya, gak ada masalah yang benar-benar muncul, itu semua cuma di pikiran lu, gan."

"Lu juga belajar di Injil kan, tentang karunia dan talenta yang berbeda-beda bagi tiap orang. Lu meyakini Injil itu benar kan? Kalau lu gak meyakini kalau karunia itu beda-beda tiap orang, lu menyatakan secara gak langsung kalau lu gak percaya Injil!" Aku sangat tertegun akan perkataannya. Aku selama ini sudah belajar begitu banyak tentang Injil, namun hanya menjadi pengetahuan-pengetahuan demi memuaskan pikiran, dan tidak aku aplikasikan dengan benar. Sangat, aku tertegun akan perkataannya, seperti Tuhan secara langsung menegurku lewat temanku itu.

Lalu ku datang ke persekutuan kampus dengan hati yang masih galau, dibawakan dengan tema "Fearfully and Wonderfully Made" suatu pembahasan tentang mazmur 139 : 13-18, dimana menceritakan Tuhan yang begitu teliti dalam menciptakan manusia, dari sejak dalam kandungan, bahkan sudah mengenal setiap kita sebelum kita terbentuk dalam perut ibu kita. Tuhan udah menenun, merajut kita sedemikian rupa, dari hal-hal detail dari perkembangan 1 sel, 2 sel, 4 sel, menjadi manusia yang utuh dengna keunikannya masing-masing. Kesalahan sedikit saja dalam perkembangannya, akan terjadi masalah. Tuhan begitu baik memperhatikan tiap individu yang begitu kecil dibanding seluruh manusia di bumi, bahkan Bima sakti, serta "Bima sakti" lainnya yang belum diketahui. Bahkan, Ia mau turun dari tahta-Nya untuk menggantikan kita mati sehingga kita bisa kembali bersama-Nya.

Sungguh, aku manusia yang tidak tahu diri akan kebaikan Tuhan, aku hanya egois memikirkan diri tanpa melihat begitu besar kebaikan dan pengorbanan Tuhan bagi hidupku. Selama ini Tuhan memberikan hidup yang begitu berharga, tetapi aku tidak menghargainya, memaki diri sendiri. Aku menghina kemampuan diriku sendiri, merasa tidak bisa apa-apa, padahal Tuhan memberikan kemampuan bagi masing-masing orang berbeda. Mungkin ada yang terlihat begitu memukau di depan publik, tetapi yang diam-diam pun memiliki kemampuan yang tak terlihat. Harusnya aku mengerti hal ini dan lebih percaya diri akan kemampuan yang sudah Tuhan titipkan. Smoga dari curhatan ini bisa membangun teman2.

~D. Lukman

Minggu, 20 Maret 2011

Man's Life : a Walking Doctrine

Tadi siang, saya selesai latihan paduan suara gabungan sekitar jam 1, saya menuju busway Pluit untuk pulang ke rumah. Biasanya di busway, saya baca buku biar gak buang-buang waktu bengong di jalan, tapi saat itu saya merasa sangat mengantuk. Kuputuskan untuk tidur.

... selang beberapa waktu ...

Lalu saya terbangun, entah dimana, saya agak kaget karena takut halte Semanggi terlewati. Saya lihat sekeliling saya, sepertinya saya kenal akan lingkungannya. Saya tanyakan ke penumpang sebelah saya kita sedang dimana, ia memberi tahu kalau kita sedang di halte Semanggi. Langsung buru-buru saya menuju pintu untuk keluar. Begitu TEPAT.

Kemudian saya harus menyusuri jembatan super panjang yang hanya ada di Semanggi, lagi. Saya berjalan, hingga di 1/3 perjalanan, saya melihat seseorang dari arah berlawanan, sedang meminum air dalam botol plastik. Lalu yang ia lakukan setelahnya sangat membuatku kesal, ia membuang botol itu ke luar jembatan! Dikira ini rumahnya kali, atau punya eang buyutnya, atau mungkin gak pernah diajari buang sampah di tempatnya. lalu gw berjalan, dan melihat kebawah, ada seorang bapak-bapak tambun sedang menyulut rokok, juga ada seorang pemuda berjalan dengan gagahnya dengan memegang sebuah puntung rokok diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Lalu saya berpikir, "apakah mereka tahu kalau mereka SALAH? Apakah mereka tidak tahu bagaimana AKIBATnya jika tetap merokok? Apakah mereka tidak tahu cara membuang sampah yang benar? Seharusnya ADA peringatan maupun PENGAJARAN tentang kedua kejadian ini, tapi mengapa mereka tetap TIDAK men-TAAT-inya?..."

Lalu saya naik busway menuju halte Sarinah, dan selama itu saya berpikir tentang kejadian-kejadian sebelumnya.. Lalu sampailah saya di halte Sarinah, lalu turun, lalu berjalan ke arah rumah. Kulihat langit sudah mendung sejak perjalanan dari Halte Semanggi, dan sekarang terasa rintik kecil hujan. Dengan perlahan, saya berjalan membawa tas kantoran berisi segala perlengkapan gereja, buku, alkitab, map padus, dan buku lainnya, membuat tas itu begitu BERAT. Sementara langit terus mendung, saya berjalan menuju rumah dengan berharap, " Semoga sampe rumah gak keujanan."

Lalu, sampai lah diriku di depan rumah, setelah perjalanan yang berat, masuk ke RUMAH, dan entah bagaimana di rumah begitu SEJUK (mungkin karena angin dingin karena hujan sudah memenuhi dalam rumah). Yah, lalu saya beristirahat sebentar, lalu hujan besar melanda. Dan saya TIDAK KEHUJANAN karena sudah masuk RUMAH. Ibu saya sering bilang, "Memang anak Tuhan, biasanya sampai rumah baru turun hujan."
____________________________________________________________________

Entah ada dorongan dari Roh kudus atau keinginan ku sendiri, ingin menshare pengalaman ini, karena jika dianalogikan, jadi suatu rangkaian doktrin keKristenan dari awal hingga akhir.

Berawal dari penciptaan, manusia dicipta begitu rupa, begitu sempurna, begitu TEPAT, tanpa cacat cela oleh Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang adalah sempurna.
"So God created mankind in his own image, in the image of God he created them.." (Genesis 1 : 27)
Lalu, setelah penciptaan, Allah ber-Firman pada manusia :
And the LORD God commanded the man, “You are free to eat from any tree in the garden; but you must not eat from the tree of the knowledge of good and evil, for when you eat from it you will certainly die.” (Genesis 2 :16-17)
Allah sudah memberikan perintah, suatu PENGAJARAN dari diri-Nya sendiri, bukan lewat perantara, tapi langsung dari sang Pencipta, yang mengetahui yang terbaik bagi manusia. Namun apa daya, manusia ternyata tidak mengindahkan perintah yang diberikan Allah. Entah mereka tahu AKIBAT jika mereka melakukannya, manusia secara merdeka melakukan dosa. Manusia SALAH di hadapan Allah karena melakukan dosa, mereka TIDAK TAAT.

Setelah itu, manusia harus berjerih lelah untuk hidup, setiap laki-laki harus membanting tulang bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, setiap wanita yang mengandung akan sangat kesakitan ketika melahirkan. Dan semuanya menjadi suatu akibat dari dosa, sejak awal kehidupan hingga jaman sekarang, tidak ada lagi kebahagiaan dalam hidup, hanya ada perjalanan yang BERAT.
16 To the woman he said,

I will make your pains in childbearing very severe;
with painful labor you will give birth to children.
Your desire will be for your husband,
and he will rule over you.

17 To Adam he said... "Cursed is the ground because of you;
through painful toil you will eat food from it
all the days of your life."
(Genesis 3 : 16-17)
Namun Allah men-CINTA-i ciptaan-Nya, "maka Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, namun beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3 :16)

Allah mengutus Yesus Kristus untuk menggantikan nyawa setiap manusia, dengan menanggung dosa yang seharusnya dipikul oleh manusia, dan berujung kepada maut, kematian rohani, dan kematian kekal. Sehingga setiap kita, yang PERCAYA, dapat masuk ke RUMAH Bapa di sorga. Ketika kita datang ke rumah Bapa, Ia akan menyambut seperti seorang Ayah di perumpamaan anak yang hilang, memeluk sang anak dengan haru dan membawa masuk sang anak kembali ke rumah, walau sebegitu kotornya, begitu durhakanya sang anak di hadapan sang ayah. Allah pun menyambut kita, yang sudah begitu berdosa, tetap dengan perasaan bahagia, memeluk kita, dan akan membawa kita ke dalam rumah-Nya.
But while he was still a long way off, his father saw him and was filled with compassion for him; he ran to his son, threw his arms around him and kissed him. (Luke 15 :20)
Coba kalian bayangkan sendiri bagaimana jika kita sudah masuk ke rumah-Nya. Kalau saya membayangkan, seperti seorang perantau yang pulang kampung, begitu HANGAT bertemu keluarga, begitu SEJUK, dan yang pasti AMAN. Aman dari kematian kekal, tidak masuk kedalam penghukuman, "TIDAK KEHUJANAN". Yang ada hanya kebahagiaan yang tidak ada habis-habisnya.

~D.Lukman

Senin, 14 Februari 2011

Berdoa : tentang Hati dan Orang Lain

Gw sering mendoakan diri gw sendiri, tentang kuliah, tentang masalah diri, tentang pelayanan kampus maupun gereja. Gw lebih sering berdoa meminta ampun atas kesalahan gw, gw yang tersandung dosa, gw yang dimaafkan. Dan apa yang slalu ada ? Ya, ada GW.

Walau terlihat mendoakan orang lain, semuanya merupakan hal yang tidak terlalu penting sepenting GW. Gw adalah pusat hidup gw sendiri, gw adalah manusia yang mengendalikan kehidupan gw sendiri. Ya, baik maksudnya, untuk memberitahu akan kemandirian dan bertanggung jawab atas perbuatan, namun jika disalahartikan, terlihat menjadi suatu pro-individualistis.

Hari ini, setelah membaca bahan saat teduh (13/2), gw terpikirkan akan kelima teman dan sahabat gw. Mereka tersesat akan dunia ini, mereka lupa akan pencipta mereka, mereka yang sudah diberikan talenta kepintaran begitu besarnya, dan entah mereka bisa lupa karunia
tersebut mereka dapatkan oleh Tuhan sendiri, yang menitipkan bagi kita menurut kesanggupan kita masing2. (Matius 25 :15 "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.)

Mereka sanggup mendapatkan banyak talenta, atau hanya 1 talenta, namun mereka yang sudah mengetahui talenta/banyak talenta mereka, terkadang bisa menjadi sombong dan lupa diri, sperti menjadi orang yang kaya, namu tak bisa ke Kerajaan Sorga. (Markus 10:25 "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.")

Lalu gw bersiap untuk mendoakan mereka (dengan bersuara). Ketika gw membayangkan mereka, 1 tetes, 2 tetes, 3 tetes air mata mengalir, mengapa gw menjadi emosional gini? Gw merasa sedih karena mereka yang tersesat akan atraksi dunia, begitu memukau, begitu menggoda. Dan pada akhirnya mereka tidak dapat masuk bersama Tuhan di kedatangan-Nya yang kedua kali nanti.

Aku ingin mereka datang kembali, bertekuk lutut di depan Tuhan, seperti di Lukas 7 : 37-50, cerita seorang wanita yang sangat berdosa, tahu akan kedatangan Yesus, tahu akan ada penebusan; datang dengan menangis, dengan penyesalan atas segala kesalahan yang terjadi; dan mencium kaki Tuhan, tanda ketidaklayakkan dan meminta pengampunan.

Dan aku sekarang ini hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa...

~D.Lukman

Minggu, 06 Februari 2011

21 now. Ready, Steady, GO!

Dua puluh satu...
Jenjang baru di hidupku..
kurasakan dentaman jantung
semakin keras, semakin bersemangat

Dua puluh satu...
Dua puluh tugas menanti,
satu iman terus diproteksi
walau dunia menggoda, terus setia sampai mati.

Dua puluh satu...
Kutinggalkan begitu banyak kegagalan
Kulewati begitu banyak pengalaman
Kukenang semuanya itu...

Dua puluh satu...
dua puluh tahun belajar..
satu tahun tetap belajar.
Hidup adalah suatu proses pembelajaran.

Dua puluh satu...
berpuluh-puluh pelajaran yang sudah didengar
beberapa latihan yang sudah dikerjakan
minimal, satu orang yang dimenangkan.

Dua puluh satu...
Berpuluh-puluh tahun berlalu..
Tapi diri-Mu tetap menemaniku
sampai di Kerajaan yang baru.

Sabtu, 05 Februari 2011

Confuse, I am. Just (mere) human.

Entah gejala ini karena dosa yang kuperbuat atau komplikasi lain, hati gw selalu sedih, kesal, menyesal, benci, iri, semua negative emotion meligkupi hidup gw. Semakin terus gw pikirkan, gw semakin membenci diri gw sendiri. Artinya, gw melawan Tuhan yang sudah menciptakan manusia begitu sempurna.

Kejadian 1:27,31
(27)
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Ya, dan gw berani melakukannya. Gw benar2 terkutuk di hadapan-Nya... Karena selama ini gw hidup hanya dengan mengandalkan diri gw sendiri.

Yeremia 17:5
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"

Gw sedih, mengapa hidup di dunia begitu sulit, begitu "sulit membajak" dan mencari nafkah, mungkin memang sejak Adam jatuh dalam dosa, hidup menjadi lebih sulit karena penyertaan Tuhan hilang.. Sejak kecil sudah memiliki hutang bagi negara, sekian juta, lalu persaingan nilai di sekolah, penentuan karir, adaptasi sana-sini, kerja keras2an, tak lagi semudah dahulu, tinggal petik untuk hidup.

Kejadian 1:17,19
(17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu....maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu..
(19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,..

Gw kesal, mengapa (hampir) semuanya dilimpahkan ke diri gw? Gw ngerti, mungkin gw uda setia di perkara kecil, jadi anak panit, jadi bagian bantu-bantu, jadi pngurus yang baik-baik. Namun, kenapa gw dijejeli dengan kerjaan yang begitu banyak? Mimpin ini, ngurus itu, hajar sana, hajar sini. Mungkin gw memikirkan terlalu ekstrim dan gw lakuin sendiri, tapi, itu memang tugas gw, gw juga tahu orang lain pun banyak kerjaan selain ngurusin gw, gw gak mau ngerepotin orang. Tapi, sebentar lagi gw bakal meledak... like ticking bomb.

Matius 25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Gw menyesal, mengapa waktu dulu, gw hidup hanya untuk sekolah, hanya untuk les, hanya untuk nonton kartun, hanya untuk main, hanya untuk diri gw sendiri. Gw sangat kesepian, namun gw takut juga mengatakannya. Gw menjalani hidup tanpa mentor, tanpa siapapun, hanya diri gw, menghabiskan waktu percuma selama 20 tahun. Tak terasa semua sudah berlalu, begitu cepat, begitu banyak kenangan buruk dan baik (dan buruk).

Yakobus 4:14

Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Gw benci, dengan manusia. Gw benci akan keserakahan, gw benci akan keegoisan, gw benci dengan tindak-tindak kejahatan manusia yang melukai sesamanya, gw benci dunia yang indah ini dilahap habis oleh manusia kotor yang berotak uang dan dirinya sendiri. Gw membenci semua kejahatan manusia. Ya, dan semua manusia memiliki kejahatan karena dosa sudah mengalir dalam darah setiap manusia, dan suatu saat bisa saja muncul. Gw benci manusia, termasuk diri gw sendiri..

Yohanes 8:34
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

Roma 3:23

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Gw iri, dengan mereka yang dapat talenta/berkat lebih besar dan banyak dari gw, mereka begitu bergelimangan diatas sana, dan ketika gw bersama mereka, mereka bisa melakukan banyak hal, entah belajar lebih banyak, membeli lebih banyak, berprestasi lebih tinggi, semuanya begitu bercahaya, mereka terlihat akan sukses di masa depan. Dan gw bisa membayangkannya, mereka menjadi dokter yang terkenal, atau pembisnis yang sukses, sedangkan gw hanya menjadi biasa-biasa saja, atau bahkan pengangguran. Yang gw lihat hanya kabut, semua hanya samar-samar, masa lalu dan masa depan gw.

1 Tawarikh 27:15
Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan.

Dan gw hanya manusia biasa. Hanya seorang kecil, yang selalu mengasihani diri akan semua kejadian yang ada, selalu pesimis akan semua hal, terlalu sensitif akan kritik maupun cercaan, rendah diri pula, dan seperti tidak berpengharapan. Gw berdiri harus dipapah orang lain untuk bangkit, sebesar apapun umur gw, tidak akan pernah kedewasaan itu ada di diri gw.

"Apakah ku dapat memahami manusia?
Apakah kudapat memaafkannya?
Apakah ku bisa memaafkan diri?
Apakah ku bisa memahami diri?
Apakah semua masalah ini dapat membentukku,
menjadi lebih dewasa, lebih mengerti,
menjadi tahu apa yang Tuhan mau?"

epilogue:
Dahulu gw membuat begitu banyak puisi, dan mayoritas puisi tersebut tentang mengasihani diri, tentang kesendirian gw, dan emosi-emosi negatif lainnya. Namun, semakin lama, entah karena gw udah terlalu sibuk atau gw sudah belajar meninggalkannya setelah bersama semua teman-teman gw?

~D. Lukman

Rabu, 19 Januari 2011

3: 1.5 agony, 1.5 evaluate.

Hari ini (18/1) gw kembali sakit, setelah menempuh tahun yang baru 2 minggu lalu. Memang gw akui, gw terlalu sering sakit, mungkin kurang olahraga :P

Dari kemarin pagi, gw merasa sakit kepala ringan, tapi semakin siang semakin sakit.
"Nyut-Nyut, nyut-nyut"
sakit kepala tanpa demam, beberapa teman memberikan kemungkinan diagnosis seperti kurang tidur, kbanyakan pikiran, dan tek. Intra kranial meningkat. Gw langsung terbayang hidrosepalus dan tumor. Jadi kepikiran, tapi karena masih 1 hari, gw optimis saja kalau hanya kelelahan atau stress. Memang gw orangnya jika diberikan banyak tanggung jawab, walau waktunya masih jauh, tetap saja terpikirkan bersama masalah2 yang ada di esok hari.

Lalu gw pulang dengan kepala yang sakit tak tertahankan, dan langsung tidur setelah membereskan beberapa tugas, dan gw terbangun di pagi hari, jem 12 malam. Alhasil gw berusaha membaca 1 diktat dengan kepala yang sakit. Setelah berhasil melewatinya, jam 2 gw memutuskan untuk tidur untuk menghemat tenaga. Namun, selama itu, gw gak bisa tidur karena kepala yang sangat sakit. Ngulet sana ngulet sini, pegang kepala yang sakit, memijit, memukul, menjedukan kepala, minum air, kembali memukul, dan tak sadar sudah jam 5. Gw harus buru2 mandi dan bersiap kuliah...

Sakit kepalanya sekarang semakin hebat, membuat serasa ingin dipotong a.meningea media & a. Jugularis, sampai gw merasa tercekik karena kuatnya dan cepatnya denyut nadi gw. Sampai di kampus, gw hanya bisa tergolek lemah, kesakitan, mendegarkan kuliah sekilas diantara dentuman2 keras di kepala gw.
"Lu seharusnya ga usah ikut kuliah," kata seorang sahabat. Pengennya sie begitu, tapi mo gimana lagi? Udah terlanjur masuk en hari ini juga ada SL. Gw ga bisa ga dateng demi SL. "ya udah, tar gw temenin ke poli," balas seorang sahabat. SL. Untung saja skills lab nya setelah gw lihat tidak terlalu sulit untuk dipelajari. Beberapa teman mendekati dan bertanya kenapa gw, gw hanya bisa menjelaskan dengan nada pelan. "yodah, sini aku temani ke poli!" kata seorang teman, dan pada akhirnya gw dan beberapa teman pergi ke poli umum untuk berobat.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan oleh dokter Y, gw didiagnosis gejala DB, dipikiran gw untung saja bukan yang aneh2.. Lalu gw keluar ruang praktek, ketemu yang laen, sdikit ngobrol2, dan gw bermaksud pulang.

"ada yang jemput?" "Pada di toko smua,"pikir gw, en gw bilang,"gakpapa, gw bisa pulang sendiri."
"Naek taksi aja, dan." "Err.. gw gak ad duit,"dipikiran gw, en gw jawab,"gak papa, gw naek busway aja."

Alhasil, gw pergi, dengan kesakitan, dengan perjuangan, menuju rumah. Tertatih-tatih gw melangkah jembatan busway Semanggi - Benhil yang luar biasa panjang, terkadang angin kencang yang dingin menerpa tubuh gw yang sedang rapuh, seperti dapat runtuh setiap saat. dan pada akhirnya gw sampai di rumah, dengan kelelahan, dan langsung merebahkan tubuh di kasur. Ayah gw ada di rumah, sehingga ada yang menebus obat, namun selama istirahat itu, kepala gw terus dibombardir rasa sakit, membuat gw menggeliat-geliat terus menerus.

Selama 2 hari gw terus kesakitan, gw merasa menderita. Terlintas suatu pemikiran, "jadi seperti inikah orang2 yang sakit DB? kalau mereka yang tumor otak, akankah seperti ini atau lebih sakit lagi?" Selama gw mengerang dan menggeliat tak karuan, ayah gw datang membawakan obat. Setelah konsumsi pertama, tetap saja gw kesakitan dan menggeliat di dalam kamar. Rasanya sudah tak tertahankan, sekilas ingin diberi anastesi atau dipotong saja kepala ini. Ingin ada yang menemani, ingin ada yang teman untuk bercerita, sayangnya tidak ada yang disamping, "inikah rasanya kalau anak kost lagi sakit? Sendirian pastinya..."

Namun setelah konsumsi kedua dan ketiga, rasa sakitnya menghilang tiba-tiba, ketika gw tertidur (dalam obat memang ad obat bikin ngantuk kata dokter), dan gw bisa sadar sepenuhnya setelah tidur 4-5 jam. Jadi waktu sudah jam 5-6PM, gw mulai nyari diktat... baca2. Tapi cuman 1 diktat juga, terkadang pusing itu datang lagi. Dan akhirnya gw berpikir untuk tidur saja.

Dan gw berpikir apa saja yang sudah terjadi. Setelah gw runut2 kebelakang, semakin hal yang terpikirkan, seperti rasa sakit, penyakit terminal, kos, pasien, ujian.... UJIAN! Besok ujian! Haduww.. besok gimana nih?! Ujian tapi lom blajar apa2! Tapia da surat sakit sie, tapi repot ngurusnya... tapi kalo ujian juga gak bisa ngapa2in... gimana ya?

~D.Lukman

Jumat, 07 Januari 2011

Today.

Wedehh.. hari ini banyak pengalaman!!
5:00AM
Hari ini dimulai dengan bangun pagi yang tepat waktu, tumben2an, padahal kemarennya (6/1/11) tidur kmaleman karna makan BK di Empo, sampe rumah dah malem, padahal hari ini tuh Responsi Skill Lab. Entah bagaimana, hari ini bisa bangun pagi dengan baik. Bersiap2 di kampus dengan semangat.

7:20AM
Masuk kuliah, dimulai dengan kuliah dr. Maria tentang "Gangguan miksi, diuresis, & Hematuria", yah selama kuliah 1 jam lebih tadi, cukup focus sie walau gak ditemani diktat, jadi cuma coret2 di notes yg ada. Intinya gak terlalu sulit sie, juga dr. Maria memberikan banyak wejangan tentang hal-hal klinis beserta pengalaman2nya yg pernah beliau temui.

9:00AM
Lalu dilanjutkan ke SL, dengan waktu yang ada, sangat sedikit waktu untuk belajar SL, kmaren malem juga gak sempet baca dalem, dah ketiduran. Waktu masuk ruang SL, dah bingung karena SL sebelumnya juga dr Budi gak jelasin secara step-by-step, cuma secara garis besar. Trus mulai responsi, untungnya dr Budi gak terlalu liat detail, walau di awal2 pada bingung, cuma ditegur en diajarin detail2 yang bener selama responsi. Waktu giliran gw, entah udah belajar lewat temen2 PBL 14 yang udah duluan, gw lancar2 aja waktu ngerjain folley-nya. Thx bwat Rene, Metty, Dito, Andrew, Agnes, & Esther yang dah ngajarin dari awal. Hehe, copy skill.

11:00AM
Bis itu lanjut kuliah dr. Murtono, hari ini gw bawa diktatnya (untung saja), lanjut lagi dari bahan urolithiasis, awal2nya sie masi panas nie otak, lama2 kendor, beberapa kali jatoh bangun di perang itu. Bah. Untungnya sie cuma 1 jem lebih juga. Langsung lah makan siang di kantin RuDuk tercintha.

1:00PM
Selagi nunggu kuliah terakhir, di jadwal harusnya jem 1, tapi dr Santoso (menggantikan dr Maria) telat, sambil nunggu, sambil denger en skalian nyanyi bareng 2 sahabat. Wkwk, stidaknya bisa ikut nyanyi beberapa lagu.. Eh tiba2 dateng bapak2 gemuk berkemeja bergaris-garis, dan smua suara2 ribut dalam kelas tiba2 hilang, seperti di telan bumi. Ketika kuliah dimulai, hanya terdengar komat-kamit seorang bapak2 di depan meja,

"disana ada mic, dok, dipake napa? Nie kelas gede!" dalam pikiran gw, melihat dr Santoso ngomong2 sendiri, entah sama siapa.

Akhirnya dia pakai mic juga sie, namun, entah kuliahnya yang memang berat (sudah dikasi warning sama dr Maria tadi pagi, bahan "Keseimbangan Asam-basa" sangat sulit dicerna), atau perkataan sie dokter yang super monoton, membuat gw jatuh.....bangun. Jatuhh.......................bangun. Sepertinya, slama stengah kuliah, gw hilang dari peredaran dalam kelas, menuju dunia yang gelap, namun nyaman untuk beristirahat. Gw kembali sadar setelah bagian2 tengah - akhir dikuliahkan, 1 jam sebelum selesai. Ntahlah dr Santoso ngomong apa, gak ada yang gw cerna sedikitpun. Sori dok, laen kali jgn taro bahan kuliah yg super berat di waktu2 yg kurang produktif dong... itu waktu istirahat saya :P

3:00PM
Yah, pokoknya kuliah gak jelas tadi sudah selesai, gw harus buru2 ke chapel untuk latihan MSC, dan anak2 08 pada hilang gitu, gw jd ragu untuk masuk. Dengan keberanian gw membuka pintu chapel, eh Naomi tiba2 ngebuka juga, bersiap di depan pintu. Alhasil, gw dengan teman '10 (gw lupa terus namanya) diajari Naomi akan lagu2 untuk ultah misa FKUAJ. Ntah gw bisa ikut atau tidak..

5:00PM
Still at Pluit, gw bukan pulang tapi langsung ke gereja buat KK Clorophyl! YEAH! Tapi sayangnya ngaret sampai 1 jem lebih karna nunggu yg lom dateng. Yah, pada akhirnya smuanya ngumpul dah belajar. Tema hari ini tentang "Penatalayanan Waktu", bagaimana pandangan - prinsip - (lupa satu lagi, lebih ke aksinya gimana) dari alkitab tentang waktu. Di bagian trakhir sama kek yg diajarin edbert sie, tentang 4 tahap pekerjaan. Gw rada lupa sie.. (ap sie bert?)
Yah pokoknya gw jd smangat untuk membuat jadwal, dan direvisi lagi. Plan ___ Review Evaluate. Lupa... Yah, intinya, blajar banyak dari KK CLorophyl :D

7:30PM
Gak kerasa dah 1 jem lebih blajar, en akhirnya dijemput bokap. Sampe rumah, eh ad Ko wempy dateng. Haha, jadi tamba seneng. kerasa punya ko2 kedua. ntah mirip ko leo ato emang ramah, sering ke rumah juga sie dulu, jd dah kek sodara. :)

12:04AM - next day.
Jadi... dah sekitar 3 jam di depan komputer, saatnya kabur ke kamar untuk... buka komputer lagi. haha! Atur jadwal, sate, en tidur deh.

HAPPY SATURDAY!

~D. Lukman