Hari ini (18/1) gw kembali sakit, setelah menempuh tahun yang baru 2 minggu lalu. Memang gw akui, gw terlalu sering sakit, mungkin kurang olahraga :P
Dari kemarin pagi, gw merasa sakit kepala ringan, tapi semakin siang semakin sakit.
"Nyut-Nyut, nyut-nyut"
sakit kepala tanpa demam, beberapa teman memberikan kemungkinan diagnosis seperti kurang tidur, kbanyakan pikiran, dan tek. Intra kranial meningkat. Gw langsung terbayang hidrosepalus dan tumor. Jadi kepikiran, tapi karena masih 1 hari, gw optimis saja kalau hanya kelelahan atau stress. Memang gw orangnya jika diberikan banyak tanggung jawab, walau waktunya masih jauh, tetap saja terpikirkan bersama masalah2 yang ada di esok hari.
Lalu gw pulang dengan kepala yang sakit tak tertahankan, dan langsung tidur setelah membereskan beberapa tugas, dan gw terbangun di pagi hari, jem 12 malam. Alhasil gw berusaha membaca 1 diktat dengan kepala yang sakit. Setelah berhasil melewatinya, jam 2 gw memutuskan untuk tidur untuk menghemat tenaga. Namun, selama itu, gw gak bisa tidur karena kepala yang sangat sakit. Ngulet sana ngulet sini, pegang kepala yang sakit, memijit, memukul, menjedukan kepala, minum air, kembali memukul, dan tak sadar sudah jam 5. Gw harus buru2 mandi dan bersiap kuliah...
Sakit kepalanya sekarang semakin hebat, membuat serasa ingin dipotong a.meningea media & a. Jugularis, sampai gw merasa tercekik karena kuatnya dan cepatnya denyut nadi gw. Sampai di kampus, gw hanya bisa tergolek lemah, kesakitan, mendegarkan kuliah sekilas diantara dentuman2 keras di kepala gw.
"Lu seharusnya ga usah ikut kuliah," kata seorang sahabat. Pengennya sie begitu, tapi mo gimana lagi? Udah terlanjur masuk en hari ini juga ada SL. Gw ga bisa ga dateng demi SL. "ya udah, tar gw temenin ke poli," balas seorang sahabat. SL. Untung saja skills lab nya setelah gw lihat tidak terlalu sulit untuk dipelajari. Beberapa teman mendekati dan bertanya kenapa gw, gw hanya bisa menjelaskan dengan nada pelan. "yodah, sini aku temani ke poli!" kata seorang teman, dan pada akhirnya gw dan beberapa teman pergi ke poli umum untuk berobat.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan oleh dokter Y, gw didiagnosis gejala DB, dipikiran gw untung saja bukan yang aneh2.. Lalu gw keluar ruang praktek, ketemu yang laen, sdikit ngobrol2, dan gw bermaksud pulang.
"ada yang jemput?" "Pada di toko smua,"pikir gw, en gw bilang,"gakpapa, gw bisa pulang sendiri."
"Naek taksi aja, dan." "Err.. gw gak ad duit,"dipikiran gw, en gw jawab,"gak papa, gw naek busway aja."
Alhasil, gw pergi, dengan kesakitan, dengan perjuangan, menuju rumah. Tertatih-tatih gw melangkah jembatan busway Semanggi - Benhil yang luar biasa panjang, terkadang angin kencang yang dingin menerpa tubuh gw yang sedang rapuh, seperti dapat runtuh setiap saat. dan pada akhirnya gw sampai di rumah, dengan kelelahan, dan langsung merebahkan tubuh di kasur. Ayah gw ada di rumah, sehingga ada yang menebus obat, namun selama istirahat itu, kepala gw terus dibombardir rasa sakit, membuat gw menggeliat-geliat terus menerus.
Selama 2 hari gw terus kesakitan, gw merasa menderita. Terlintas suatu pemikiran, "jadi seperti inikah orang2 yang sakit DB? kalau mereka yang tumor otak, akankah seperti ini atau lebih sakit lagi?" Selama gw mengerang dan menggeliat tak karuan, ayah gw datang membawakan obat. Setelah konsumsi pertama, tetap saja gw kesakitan dan menggeliat di dalam kamar. Rasanya sudah tak tertahankan, sekilas ingin diberi anastesi atau dipotong saja kepala ini. Ingin ada yang menemani, ingin ada yang teman untuk bercerita, sayangnya tidak ada yang disamping, "inikah rasanya kalau anak kost lagi sakit? Sendirian pastinya..."
Namun setelah konsumsi kedua dan ketiga, rasa sakitnya menghilang tiba-tiba, ketika gw tertidur (dalam obat memang ad obat bikin ngantuk kata dokter), dan gw bisa sadar sepenuhnya setelah tidur 4-5 jam. Jadi waktu sudah jam 5-6PM, gw mulai nyari diktat... baca2. Tapi cuman 1 diktat juga, terkadang pusing itu datang lagi. Dan akhirnya gw berpikir untuk tidur saja.
Dan gw berpikir apa saja yang sudah terjadi. Setelah gw runut2 kebelakang, semakin hal yang terpikirkan, seperti rasa sakit, penyakit terminal, kos, pasien, ujian.... UJIAN! Besok ujian! Haduww.. besok gimana nih?! Ujian tapi lom blajar apa2! Tapia da surat sakit sie, tapi repot ngurusnya... tapi kalo ujian juga gak bisa ngapa2in... gimana ya?
~D.Lukman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar