Senin, 14 Februari 2011

Berdoa : tentang Hati dan Orang Lain

Gw sering mendoakan diri gw sendiri, tentang kuliah, tentang masalah diri, tentang pelayanan kampus maupun gereja. Gw lebih sering berdoa meminta ampun atas kesalahan gw, gw yang tersandung dosa, gw yang dimaafkan. Dan apa yang slalu ada ? Ya, ada GW.

Walau terlihat mendoakan orang lain, semuanya merupakan hal yang tidak terlalu penting sepenting GW. Gw adalah pusat hidup gw sendiri, gw adalah manusia yang mengendalikan kehidupan gw sendiri. Ya, baik maksudnya, untuk memberitahu akan kemandirian dan bertanggung jawab atas perbuatan, namun jika disalahartikan, terlihat menjadi suatu pro-individualistis.

Hari ini, setelah membaca bahan saat teduh (13/2), gw terpikirkan akan kelima teman dan sahabat gw. Mereka tersesat akan dunia ini, mereka lupa akan pencipta mereka, mereka yang sudah diberikan talenta kepintaran begitu besarnya, dan entah mereka bisa lupa karunia
tersebut mereka dapatkan oleh Tuhan sendiri, yang menitipkan bagi kita menurut kesanggupan kita masing2. (Matius 25 :15 "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.)

Mereka sanggup mendapatkan banyak talenta, atau hanya 1 talenta, namun mereka yang sudah mengetahui talenta/banyak talenta mereka, terkadang bisa menjadi sombong dan lupa diri, sperti menjadi orang yang kaya, namu tak bisa ke Kerajaan Sorga. (Markus 10:25 "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.")

Lalu gw bersiap untuk mendoakan mereka (dengan bersuara). Ketika gw membayangkan mereka, 1 tetes, 2 tetes, 3 tetes air mata mengalir, mengapa gw menjadi emosional gini? Gw merasa sedih karena mereka yang tersesat akan atraksi dunia, begitu memukau, begitu menggoda. Dan pada akhirnya mereka tidak dapat masuk bersama Tuhan di kedatangan-Nya yang kedua kali nanti.

Aku ingin mereka datang kembali, bertekuk lutut di depan Tuhan, seperti di Lukas 7 : 37-50, cerita seorang wanita yang sangat berdosa, tahu akan kedatangan Yesus, tahu akan ada penebusan; datang dengan menangis, dengan penyesalan atas segala kesalahan yang terjadi; dan mencium kaki Tuhan, tanda ketidaklayakkan dan meminta pengampunan.

Dan aku sekarang ini hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa...

~D.Lukman

Tidak ada komentar: