Minggu, 20 Maret 2011

Man's Life : a Walking Doctrine

Tadi siang, saya selesai latihan paduan suara gabungan sekitar jam 1, saya menuju busway Pluit untuk pulang ke rumah. Biasanya di busway, saya baca buku biar gak buang-buang waktu bengong di jalan, tapi saat itu saya merasa sangat mengantuk. Kuputuskan untuk tidur.

... selang beberapa waktu ...

Lalu saya terbangun, entah dimana, saya agak kaget karena takut halte Semanggi terlewati. Saya lihat sekeliling saya, sepertinya saya kenal akan lingkungannya. Saya tanyakan ke penumpang sebelah saya kita sedang dimana, ia memberi tahu kalau kita sedang di halte Semanggi. Langsung buru-buru saya menuju pintu untuk keluar. Begitu TEPAT.

Kemudian saya harus menyusuri jembatan super panjang yang hanya ada di Semanggi, lagi. Saya berjalan, hingga di 1/3 perjalanan, saya melihat seseorang dari arah berlawanan, sedang meminum air dalam botol plastik. Lalu yang ia lakukan setelahnya sangat membuatku kesal, ia membuang botol itu ke luar jembatan! Dikira ini rumahnya kali, atau punya eang buyutnya, atau mungkin gak pernah diajari buang sampah di tempatnya. lalu gw berjalan, dan melihat kebawah, ada seorang bapak-bapak tambun sedang menyulut rokok, juga ada seorang pemuda berjalan dengan gagahnya dengan memegang sebuah puntung rokok diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Lalu saya berpikir, "apakah mereka tahu kalau mereka SALAH? Apakah mereka tidak tahu bagaimana AKIBATnya jika tetap merokok? Apakah mereka tidak tahu cara membuang sampah yang benar? Seharusnya ADA peringatan maupun PENGAJARAN tentang kedua kejadian ini, tapi mengapa mereka tetap TIDAK men-TAAT-inya?..."

Lalu saya naik busway menuju halte Sarinah, dan selama itu saya berpikir tentang kejadian-kejadian sebelumnya.. Lalu sampailah saya di halte Sarinah, lalu turun, lalu berjalan ke arah rumah. Kulihat langit sudah mendung sejak perjalanan dari Halte Semanggi, dan sekarang terasa rintik kecil hujan. Dengan perlahan, saya berjalan membawa tas kantoran berisi segala perlengkapan gereja, buku, alkitab, map padus, dan buku lainnya, membuat tas itu begitu BERAT. Sementara langit terus mendung, saya berjalan menuju rumah dengan berharap, " Semoga sampe rumah gak keujanan."

Lalu, sampai lah diriku di depan rumah, setelah perjalanan yang berat, masuk ke RUMAH, dan entah bagaimana di rumah begitu SEJUK (mungkin karena angin dingin karena hujan sudah memenuhi dalam rumah). Yah, lalu saya beristirahat sebentar, lalu hujan besar melanda. Dan saya TIDAK KEHUJANAN karena sudah masuk RUMAH. Ibu saya sering bilang, "Memang anak Tuhan, biasanya sampai rumah baru turun hujan."
____________________________________________________________________

Entah ada dorongan dari Roh kudus atau keinginan ku sendiri, ingin menshare pengalaman ini, karena jika dianalogikan, jadi suatu rangkaian doktrin keKristenan dari awal hingga akhir.

Berawal dari penciptaan, manusia dicipta begitu rupa, begitu sempurna, begitu TEPAT, tanpa cacat cela oleh Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang adalah sempurna.
"So God created mankind in his own image, in the image of God he created them.." (Genesis 1 : 27)
Lalu, setelah penciptaan, Allah ber-Firman pada manusia :
And the LORD God commanded the man, “You are free to eat from any tree in the garden; but you must not eat from the tree of the knowledge of good and evil, for when you eat from it you will certainly die.” (Genesis 2 :16-17)
Allah sudah memberikan perintah, suatu PENGAJARAN dari diri-Nya sendiri, bukan lewat perantara, tapi langsung dari sang Pencipta, yang mengetahui yang terbaik bagi manusia. Namun apa daya, manusia ternyata tidak mengindahkan perintah yang diberikan Allah. Entah mereka tahu AKIBAT jika mereka melakukannya, manusia secara merdeka melakukan dosa. Manusia SALAH di hadapan Allah karena melakukan dosa, mereka TIDAK TAAT.

Setelah itu, manusia harus berjerih lelah untuk hidup, setiap laki-laki harus membanting tulang bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, setiap wanita yang mengandung akan sangat kesakitan ketika melahirkan. Dan semuanya menjadi suatu akibat dari dosa, sejak awal kehidupan hingga jaman sekarang, tidak ada lagi kebahagiaan dalam hidup, hanya ada perjalanan yang BERAT.
16 To the woman he said,

I will make your pains in childbearing very severe;
with painful labor you will give birth to children.
Your desire will be for your husband,
and he will rule over you.

17 To Adam he said... "Cursed is the ground because of you;
through painful toil you will eat food from it
all the days of your life."
(Genesis 3 : 16-17)
Namun Allah men-CINTA-i ciptaan-Nya, "maka Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, namun beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3 :16)

Allah mengutus Yesus Kristus untuk menggantikan nyawa setiap manusia, dengan menanggung dosa yang seharusnya dipikul oleh manusia, dan berujung kepada maut, kematian rohani, dan kematian kekal. Sehingga setiap kita, yang PERCAYA, dapat masuk ke RUMAH Bapa di sorga. Ketika kita datang ke rumah Bapa, Ia akan menyambut seperti seorang Ayah di perumpamaan anak yang hilang, memeluk sang anak dengan haru dan membawa masuk sang anak kembali ke rumah, walau sebegitu kotornya, begitu durhakanya sang anak di hadapan sang ayah. Allah pun menyambut kita, yang sudah begitu berdosa, tetap dengan perasaan bahagia, memeluk kita, dan akan membawa kita ke dalam rumah-Nya.
But while he was still a long way off, his father saw him and was filled with compassion for him; he ran to his son, threw his arms around him and kissed him. (Luke 15 :20)
Coba kalian bayangkan sendiri bagaimana jika kita sudah masuk ke rumah-Nya. Kalau saya membayangkan, seperti seorang perantau yang pulang kampung, begitu HANGAT bertemu keluarga, begitu SEJUK, dan yang pasti AMAN. Aman dari kematian kekal, tidak masuk kedalam penghukuman, "TIDAK KEHUJANAN". Yang ada hanya kebahagiaan yang tidak ada habis-habisnya.

~D.Lukman